Mengakhiri perdagangan forex hari kedua pekan ini, Rabu dini hari tadi (3/02) mata uang Amerika Serikat masih melanjutkan pelemahan terhadap banyak major currencies. Pelemahan disebabkan kembali anjlok parahnya harga minyak mentah dunia ke posisi terendah 13 tahun dibawah $30 per barel.
Harga minyak mentah terperosok kembali setelah American Petroleum Institute melaporkan pasokan minyak mentah Amerika Serikat kembali bertambah sebanyak 3,8 juta barel. Sebelumnya harga minyak mentah sempat naik diatas $30 per barel oleh usaha Rusia untuk mengurangi pasokan minyak dunia.
Akibatnya dollar yang sudah kurang diminati oleh prospek ekspansi suku bunga lanjutan the Fed yang tidak jelas kembali tertekan dan kondisi ini kembali dimanfaatkan oleh rival besarnya euro dan yen. Hanya kepada kedua rival ini dollar menyerah namun terhadap rival lainnya justru berhasil menguat seperti pound, aussie, dan swissfranc.
Untuk penguatan euro perdagangan kemarin juga mendapat tenaga tambahan dari data ekonomi yang dirilis yaitu data pengangguran kawasan Euro dan beberapa negara anggotanya. Rilis data yang menunjukkan penurunan pengtangguran tersebut menjadi sentimen positif bagi pergerakan euro.
Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap major currencies berakhir menurun untuk melanjutkan perdagangan sebelumnya yang telah melemah 3 hari berturut. Perdagangan kemarin tidak ada data fundamental yang menambah amunisinya melawan tekanan penurunan harga minyak mentah.